Kamis, 05 Juni 2008

CARA PROMOSIIN BLOG ELO

Jika kita sudah mempunyai blog baru, tentu saja kita ingin teman-teman kita mengetahuinya berkunjung ke web kita. Nah, kalo gak pernah dipublikasikan/diperkenalkan, tentu saja teman-teman kita tidak akan tahu kalau kita punya blog.

Bagaimana langkah awal kita untuk mempublikasikan blog? Dengan mengirim message ke semua teman kita? Bisa-bisa malah kita dianggap spammer. Jadi kita perlu cara-cara yang 'sopan' :) Antara lain adalah sebagai berikut.

1. Kita pasti punya email kan? Sering/pernah kirim2 email juga tentu. Atau malah join di mailing-list. Nah, secara halus kita bisa ngasitau alamat blog kita ke si penerima email tersebut. Caranya, dengan menambahkan alamat blog sebagai signature/footer saat menulis email.
Misal:


Salam Hangat,

yohana
yoanfa18.blogspot.com
2. Friendster (atau Multiply atau layanan sejenis) punya juga kan? Di bagian About (di Profile kita), jangan lupa tuliskan juga alamat blog kita. Lalu jika sedang berkirim-kirim message, jangan lupa tambahkan signature seperti poin 1 di atas.

3. Suka online via Yahoo Messenger? (atau GoogleTalk dan sebagainya). Saat sedang online, tulis status kita dengan menyertakan link ke blog kita. Teman yang melihat akan langsung bisa nge-klik alamat tersebut di status YM. Jadi tidak perlu mengirim message ke seluruh teman chat kita.
Misal status:

Kunjungi weblog-ku http://namablogmu.blogspot.com
4. Bergabunglah dengan situs komunitas blogger, seperti yang sudah ditulis ini. Bisa nambah temen, bisa minta diajarin sama yang lebih jago, gak ketinggalan berita, dan yang pasti dgn semakin bertambahnya teman blogger kita maka otomatis akan menambah pengunjung blog kita ;)

5. Jika langkah-langkah awal sudah dicoba, kita juga bisa mendaftar di direktori kumpulan blogger. Misal:

www.kampungblog.com
www.blog-indonesia.com
www.technorati.com
6. Blogwalking-lah dan saling menyapa atau pun berkomentar di blog lain, jangan lupa dengan meninggalkan 'jejak' (alamat blog).

Catatan: rajin-rajinlah mengupdate blog, setidaknya seminggu sekali. Jika blog kita jarang di-update, pengunjung yang sudah datang akan kecewa karena tidak menemukan tulisan baru, dan selanjutnya jadi malas berkunjung lagi.

Selamat mencoba ;)

Rabu, 04 Juni 2008

dasar jurnalistik

DASAR-DASAR JURNALISTIK


KELENGKAPAN BERITA


A.Pengertian berita yang lengkap

Ada dua pengertian berita yang lengkap dalam surat kabar, tabloid, majalah, radio, atau televisi, yaitu:

1.pengertian makro

Makro artinya luas. Pengertian makro mengenai berita surat kabar maksudnya, suatu berita yang dimuat surat kabar tiap kali terbit.

Surat kabar isebut lengkap, kalau surat kabar tersebut tiap terbit memuat semua berita yan terjadi sehari sebelumnya yang perlu diketahui pembacanya. Sebaliknya surat kabar disebut tidak lengkap , kalau tiap terbit tidak memuat semua peristiwa yang ingin diketahui pembacanya.

2.pengertian mikro

Mikro artinya kecil. Pengertian mikro mengenai berita surat kabar maksudnya tiap berita yang dimuat suatu surat kabar tiap terbit.

Suatu berita disebut lengkap kalau berita tersebut mengemukakan segala sesuatu mengenai peristiwa atau pendapat yang diberitakannya sebagaimana adanya. Sedangkan suatu berita disebut tidak lengkap, kalau berita tersebut tidak menemukakan segala sesuatu mengenai peristiwa atau pendapat yang diberitakannya sebagaimana adanya.

Jadi dapat dikemukakan beberapa kemungkinan mengenai berita lengkap surat kabar:

a.dilihat secara makro beritanya lengkap, secara mikro pun beritanya lengkap.

b.dilihat secara makro britanya lengkap, secara mikro beritanya tidak lengkap.

c.dilihat secara mikro beritanya lengkap, secara makro beritanya lengkap.

d.dilihat secara makro tidak lengkap, secara mikro pun beritanya tidak lengkap.

Yang paling baik adalah , baik secara makro maupun secara mikro berita tersebut lengkap.

B.Unsur-unsur kelengkapan berita

Dalam literatur barat ditemukan rumusan 5 W + 1 H. Dengan rumusan ini seorang wartawan akan mudah menyusun berita yang lengkap. Rumusan tersebut:

W = What = Apa

W = Who = Siapa

W = Where = Di mana

W = When = Apabila/Kapan

W = Why = Mengapa

H = How =Bagaimana

Untuk memudahkan mengingatnya dan menerapkannya, kita gunakan rumusan ASDAMBA.

A = Apa

S = Siapa

D = Di mana

A = Apabila/ Kapan

M = Mengapa

Ba = Bagaimana

Rumusan tersebut terdiri dari enam pertanyaan yang merupakan satukesatuan dan selalu timbul dalam diri manusia dalam menghadapi setiap persoalan. Rangkaian pertanyaan ini didorong oleh naluri ingin tahu setiap manusia. Ia selalu berussaha mencari jawabannya. Wartawan membantunya mencari jawaban itu. Jawaban terhadap enam pertanyaan itulah yang disusun menjadi berita. Dengan demikian , sebenarnya rumus suatu berita yang lengkap bukanlah ASDAMBA tetapi jawaban terhadap unsur ASDAMBA.

Jawaban terhadap enam pertanyaan unsur ASDAMBA merupakan kelengkapan berita. Berikut penjelasannya.

1.unsur apa

Apa? Suatu prtanyaan yan menghenaki jawaban mengenai suatu hal atau peristiwa yang sudah/ sedang/ akan terjadi dan sebagainya, tetapi bukan manusia. Pertanyaan ‘Apa’ bisa berupa:

a.Apa itu? Mengharapkan jawaban mengenai suatu benda atau binatang.

b.Ada apa? Mengharapkan jawaban mngenai sesuatu hal.

c.Apa yang terjadi? Mengharapkan jawaban mengenai peristiwa.

d.Apa lagi? Mengharapkan jawaban mengenai kelengkapan fakta.

e.Apa kabar? Mengharapkan jawaban mengenai keterangan.

f.Apa benar? Mengharapkan jawanban mengenai kepastian fakta.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut timbul karena manusia tidak menmetahui , ragu/sangsi, dan ingin menapat kepastian. Manusia memerlukan kepastian. Manusia perlu mengetahui seluruh peristiwa atau pendapat manusia selengkap-lengkapnya supaya ia dapat memahami peristiwa atau pendapat tersebut sebagaimana adanya.

Tugas wartawan melaporkan peristiwa yang dilihatnya dan pendapat yang didengarnya sebagaimana adanya. Aar wartawan dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya, naluri ingin tahunya haruslah kuat dan tajam. Tapi itu saja tidak cukup. Ia harus ulet dan tekun berusaha mencari jawaban selengkap-lengkapnya. Dalam alam rohaniahnya, selalu bergelora pertanyaan. Misalnya: Apa? Ada apa? Apa benar?

2.unsur siapa

siapa? Satu pertanyaan yang menginginkan jawaban mengenai seseorang atau sesama manusia. Pertanyaan ‘siapa ‘ bisa berbentuk:

a.Siapa itu? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang dimaksud.

b.Siapa yang mengatakan? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang mengemukakan pendapat.

c.Siapa yang melakukan? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang melakukan sesuatu peristiwa/hal.

d.Siapa yang kawin/cerai/sakit/meninal? Menharapkan jawaban mengenai nama orang yang mengalami peristiwa tersebut.

e.Siapa yang jadi korban? Mengharapkan jawaban menenai nama orang yang terkena musibah akibat suat peristiwa.

f.Anak siapa? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang tua dari seseorang.

g.Mobil siapa? Mengharapkan jawaban mengenai nama pemilik mobil.

Naluri inin tahu terhadap sessama manusia lebih kuat daripada naluri ingin tahu manusia mengenai benda, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain. Alasannya, naluri ingin tahu manusia mengenai manusia bekerja bersama-sama dengan naluri sosial, yaitu naluri yang mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lain. Naluri ingin tahu dan naluri sosial tersebut mendorong manusia tersebut sepanjang hayatnya untuk mengetahi segala sesuatu mengenai sesama manusia. Maksudnya bukan hanya manusia yang telah dikenalnya, manusia yang berbeda kebangsaannya, agama, keberhasilan, kegagalan, perjuangan, serta daya upaya sesama manusia. Ia ingin mengetahui isi pernyataan manusia lain, dan hubungan manusia lain dengan yang bukan manusia.

Adalah tugas wartawan memenuhi naluri ingin tahu pembacanya. Agar dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya, naluri inin tahu dan naluri sosialnya harus berfungsi dengan baik.

Unsur apa dan siapa merupakan unsur utama dari enam unsur kelengkapan berita. Salah satu dari dua unsur ini harus ada, supaya berita yang disusun mempunyai makna. Empat unsur lainnya hanya mengandung penjelasan mengenai apa dan siapa yang diberitakan.

3.unsur di mana

Di mana? Suatu pertanyaan yang menharapkan jawaban menenai tempat. Semua makhluk Tuhan berada di dalam ruan yan maha luas, yakni alam semesta, seperti di atas permukaan bumi, di dalam perut bumi, dan di angkasa.

Setiap makhluk menempati ruang tertentu. Ada yang menempati ruang yang tetap karena tidak brgerakmenurut kehendaknya sendiri seperti tumbuh-tumbuhan. Ada pula yang tempatnya beranti-ganti karena ia bergerak bukan hanya atas kehendaknya sendiri, tetapi oleh keadaan alam, baik atas kehendaknya sendiri maupun karena terpaksa. Seperti manusia, binatang, dan sebagainya. Berhbung begitu luasnya alam semesta ini karena banyaknya unsur apa dan siapa, serta dapat berubah tempat, maka diperlukan keterangan yang jelas dalam menjawab pertanyaan ‘apa’ dan ‘siapa’. Misalnya:

PERTANYAAN

JAWAB(UNSUR KELENGKAPAN)

Apa?

Ada kebakaran.

Di mana?

Di Jakarta Selatan.

Di jalan apa?

Di Jalan Raya Lenteng Agung.

Nomor berapa?

No.80

Rumah siapa?

Sumarno.

Siapa Sumarno?

Ayah Tina.

Tina yang mana?

Pacar Ketua Senat KM-IISIP.

Jawaban terhadap pertanyaan di atas dapat disusun menjadi berita sebagai berikut:

Jakarta, 24 Oktober 1993

Rumah Sumarno di Jalan Raya Lenteng Agung 80, Jakarta Selatan terbakar. Sumarno adalah ayah Tina, pacar ketua Senat KM-IISIP.

Berita tersebut mengandung jawaban terhadap unsur kelengkapan berita. Yaitu unsur apa, siapa, dan di mana.

4.unsur apabila/kapan

Apabila atau kapan? nSatu pertanyaan yan menghjenddaki jawaban mengenai waktu. Contoh pertanyaan:

  1. Apabila/kapan bumi kita diciptakan?
  2. Apabila/kapan Belanda menjajah Indonesia?
  3. Apabila/kapan Bung Karno meningal?
  4. Apabila/kapan Gunung Krakatau meletus?
  5. Apabila/kapan bencana kelaparan di Karawan?
  6. Apabila/kapan Pasar Tanah Abang terbakar?
  7. Apabila/kapan Kusni Kasdut dihukum mati?
  8. Apabila/kapan pohon besar di depan Kampus tercinta IISIP jakarta tumbang?
  9. Apabila/kapan gempa bumi di Flores?

Jawaban dari setiap pertanyaan di atas adalah unsur apabila. Segala sesuatu yang terjadi dengan makhluk Tuhan (bumi, manusia, pohon, dan sebagainya) selalu terjadi pada suatu waktu tertentu. Ada kejadian/ peristiwa yang berlangsung lama, sehingga terciptanya bumi kita ini. Ada pula kejadian / peristiwa yang berlangsung sangat lama seperti penjajahan Belanda di Indonesia . Ada pula kejadian/peristiwa yang berlangsung dalam jangka waktu singkat, seperti gempa bumi. Bahkan ada kejadian atau peristiwa yang berlangsung dalam dalam sekejap mata saja atau dalam suatu titik waktu tertentu, seperti lampu padam, sseorang menghembuskan nafas penghabisan, dan bom meledak.

Untuk menentukan titik waktu atau jangka waktu tertentu, manusia setuju menetapkan ukuran yang sama, yaitu abad, windu, tahun, bulan, minggu, hari , jam, menit, dan detik.

Mengenai peristiwa bersejarah, manusia ingin mengetahui waktu yang tepat sampai menit terjadinya peristiwa tersebut. Contoh:

Proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Bung Karno membaca naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pukul 10.00 WIB hari Jumat, tanggal 17 Agustus tahun 1945.

Ada peristiwa yang cukup diberitahukan tanggal terjadinya saja. Pembaca merasa perlu mengetahui jamnya.

Contoh:

Gubernur DKI Soerjadi sudirja membuka Pesta Olahraga Daerah ke-12 (Porda XII) di Istora Senayan Jakarta 9 Oktober 1993. Pesta olahraga tersebut berlangsung sampai dengan tanggal 16 Oktober 1993.

Ada juga peristiwa yang diberitahukan jam kejadiannya kepada pembaca karena perlu diketahuinya.

Contoh:

-Minggu, 24 Oktober 1993 hujan turun di Jakarta mulai pukul 15.30 sampai pukul 21.00 WIB.

-Harga emas di London Rabu pagi, 27 Oktober 1993, melonjak menjadi 752,50 dollar dari 613,50 dollar per troy ons Selasa sore. Rabu sore turun lagi menjadi 602,50 dollar.

Mengenai suatu acara, manusia ingin mengetahui waktu yang tepat. Contoh:

Ujian Formatif II Dasar-Dasar Jurnalistik berlangsung Senin, tanggal 3 Mei 1999 mulai pukul 08.00 WIB di Gedung V2 IISIP Jakarta.

Dari contoh diatas dapat kita lihat:

  1. Tiap peristiwa terjadi pada waktu tertentu;
  2. Suatu peristiwa tidak mungkin terjadi dalam dua waktu yang berbeda;
  3. Manusia ingin mengetahui waktu yang pasti terjadinya sesuatu peristiwa;
  4. Mengenai peristiwa yang penting, manusia ingin mengetahui titik waktu yang pasti sampai jam detiknya;
  5. Mengenai peristiwa yang terjadi dalam jangka waktu tertentu manusia ingin mengetahui awal dan akhir.

5.unsur mengapa

Mengapa atau kenapa? Suatu pertanyaan yang menghendaki jawaban sebab terjadinya suatu hal / peristiwa.

Contoh:

a.Pohon besar di depan istana Merdeka tumbang. Mengapa? Apa sebabnya?

b.Kaki Utari patah. Mengapa? Apa sebabnya?

c.Utari menangis menjerit-jerit. Mengapa? Apa sebabnya?

Pertanyaan mengapa menghendaki jawaban yang mengandung penjelasan mengenai terjadinya sesuatu. Jawaban terhadap pertanyaan di atas:

  1. Angin puting beliung menumbangkan pohon di depan Istana Merdeka.
  2. Salah satu dahannya menimpa kaki Utari. Tulang kaki Utari patah.
  3. Tulang kaki Utari yang patah menyobek urat daging dan memotong urat-urat darah dan urat-urat syaraf Utari. Utari merasa sangat nyeri dan sakit. Ia menangis menjerit-jerit.

6.unsur bagaimana

Bagaimana? Pertanyaan yang menghendaki jawaban mengenai:

  1. Proses terjadinya sebab yang mengakibatkan sesuatu peristiwa.
  2. Proses berlangsungnya peristiwa tersebut.
  3. Akibat dari peristiwa tersebut.

Setiap peristiwa dapat dibagi dalam tiga tahap menurut hukum sebab akibat.

Tahap I: Sebelum Terjadi Peristiwa

Dalam tahap ini terjadi suatu proses yang menghasilkan (mengakibatkan) sebab terjadinya peristiwa. Misalnya kebakaran:

-salah satu sumbu kompor terlalu longgar

-kompor terlalu lama menyala

-minyak dalam tangki kompor semakin panas dan menguap

-uap berkumpul dan keluar dari lubang sumbu yang longgar

-api menyambar minyak yang berceceran dilalap api

-ada yang mengenai dinding ndapur yang terbuat dari gedek yang sudah rapuh.

Pada saat dinding gedek mulai terbakar, berakhirlah tahap I, dan mulai tahap II, yaitu saat rumah tersebut mulai terbakar.

Tahap II: Selama peristiwa Berlangsung

Dalam tahap ini terjadi proses berlangsung nya suatu peristiwa ( selama rumah tersebut terbakar):

-bagaimana sampai diketahui adanya kebakaran?

-bagaimana keadaan yang punya rumah?

-bagaimana anak-anaknya?

-bagaimana barang-barangnya?

-bagaimana dengan rumah tetangganya?

-bagaimana dengan petugas pemadam kebakaran?

-bagaimana dengan masyarakat sekelilingnya?

-bagaimana dengan polisi?

Pada saat api padam berahirlah tahap II dan mulai tahap III.

Tahap III: Sesudah Peristiwa Terjadi

Dalam tahap ini timbul persoalan mengenai akibat suatu peristiwa (api telah padam):

-keadaan penghuni rumah tersebut

-keadaan/ kondisi rumah tersebut

-masyarakat sekitar tempat kejadian

-pengusutan polisi

Bahan berita tersebut dapat disusun / dibuat menjadi naskah berita yang mengandung semua jawaban terhadap enam unsur kelengkapan berita dengan rinciannya. Naskah beritanya:

Sebuah rumah di Jalan Raya Lenteng Agung No.80 Minggu (24/10) habis trbakar. Kebakaran yang berlangsung antara pukul 19.00-20.00 WIB itu membakar juga rumah di kiri dAan kanan rumah tersebut.

Menurut Sumarno, pemilik rumah yang terbakar tersebut, kebakaran disebabkan oleh kompor di rumahnya meledak dan langsung menyambar dinding dapur yang terbuat dari gedek. Api menyala begitu cepat, masyarakat tak bisa mencegah, sehingga kebakaran merebak ke rumah tetangga. Petugas pemadam kebakaran baru datang satu jam kemudian.

C.Unsur ASDAMBA tidak selamanya terpenuhi

Jumlah unsur kelengkapan berita itu tidak mutlak enam, boleh juga empat, yakni jawaban terhadap unsur apa, siapa, di mana, kapan. Alasannya jawaban terhadap keempat unsur tersebutlah yang paling ingin diketahui pembaca.

Kalau kita perhatikan berita di surat kabar, tidak semua berita mengandung jawaban terhadap unsur kelengkapan berita. Hal ini disebabkan oleh pertimbangan sebagai berikut:

1.Pembaca diperkirakan sudah mengetahuinya.

Misalnya: Dalam contoh tahap II di atas, tidak perlu lagi dijelaskan kepada pembaca mengenai proses meledaknya kompor tersebut. Diperkirakan pembaca sudah mengetahuinya. Keterangan mengenai sesuatu yang sudah diketahui, bukan lagi berita.

2. Tempat memuat halaman berita di surat kabar terbatas.

Kalau semua berita yang mengandung semua jawaban terhadap enam unsur kelengkapan berita dan perinciannya dimuat, maka yang dapat dimuat surat kabar tiap perbit hanya beberapa berita saja. Sedangkan tiap hari tersedia ratusan naskah berita yang perlu diketahui pembaca. Karena itu, redaksi, lebih dahulu memilih beberapa naskah berita yang paling penting yang akan disusun selengkap-lengkapnya. Naskah berita lainnya diolah dengan memuat bagian-bagian yang paling penting saja.

Dalam usaha memendekkan naskah berita, yang sering dihilangkan adalah:

- Perincian dari jawaban terhadap masing- masing unsur ASDAMBA.

- Jawaban terhadap unsur bagaimana.

- Kalau terpaksa sekali, jawaban terhadap unsur mengapa.

Yang tidak boleh tidak atau yang harus ada dalam suatu berita adalah terhadap unsur : Apa/ Siapa, Di mana, dan Apabila/Kapan. Dengan demikian dapatlah dikatakan,” Empat Lengkap, Enam Sempurna.

D.Guna berita lengkap

Setiap manusia diperlengkapi oleh Tuhan Penciptanya naluri kebahagiaan , yaitu naluri yang mendorong manusia untuk terus berusaha memperoleh kebahagiaan itu dapat dilaksanakannya dengan mudah, manusia diperlengkapi pula antara lain dengan naluri ingin tahu, yaitu naluri yang mendorong manusia untuk mengetahui segala sesuatu termasuk hal ihwal manusia.

Dengan peralatan rohaniah lainnya, yaitu akal dan budi, manusia berusaha memahami semua keterangan yang diterimanya. Sesudah itu ia berusaha menggunakannya untuk mencapai kebahagiaannya. Semakin lengkap keterangan yang diterimanya, makin mudah ia memahami dan menerapkannya.

Kalau keterangan yang diperolehnya tidak lengkap, dapat terjadi hal- hal berikut:

  1. Ia menganggap keterangan itu sudah lengkap.

Artinya ia mengira keterangan tersebut telah mengandung seluruh kebenaran, sedangkan sebenarnya tidaklah demikian. Akibatnya ia mempunyai pengetahuan yang slaah mengenai sesuatu. Kalau ia menggunakan pengetahuan yang salah itu dalam usaha mencapai kebahagiaan, bukan kebahagiaan yang ia peroleh, tetapi sebaliknya.

  1. Ia menyadari bahwa keterangan itu tidak lengkap.

Karena itu, ia belum menggunakannya dalam usaha mencapai kebahagiaan. Ia mencari keterangan lain untuk melengkapinya. Ini berarti ia akan kehilangan waktu, tenaga, dan mungkin uang.

3. Kalau keterangan yang tidak lengkap itu ia peroleh dari suratkabar, mungkin saja ia marah kepada redaksi karena surat kabar tersebut dinilai tidak melayani pembacanya dengan berita yang keterangan yang lengkap dan yang mengandung seluruh kebenaran. Atau ia berlangganan surat kabar lain.

ringkasan

A.Pengertian berita yang lengkap

Ada dua pengertian berita yang lengkap dalam surat kabar, tabloid, majalah, radio, atau televisi, yaitu:

1.pengertian makro

Makro artinya luas. Pengertian makro mengenai berita surat kabar maksudnya, suatu berita yang dimuat surat kabar tiap kali terbit.

Surat kabar disebut lengkap, kalau surat kabar tersebut tiap terbit memuat semua berita yan terjadi sehari sebelumnya yang perlu diketahui pembacanya. 2.pengertian mikro

Mikro artinya kecil. Pengertian mikro mengenai berita surat kabar maksudnya tiap berita yang dimuat suatu surat kabar tiap terbit.

Suatu berita disebut lengkap kalau berita tersebut mengemukakan segala sesuatu mengenai peristiwa atau pendapat yang diberitakannya sebagaimana adanya. Sedangkan suatu berita disebut tidak lengkap, kalau berita tersebut tidak menemukakan segala sesuatu mengenai peristiwa atau pendapat yang diberitakannya sebagaimana adanya.

Jadi dapat dikemukakan beberapa kemungkinan mengenai berita lengkap surat kabar:

a.dilihat secara makro beritanya lengkap, secara mikro pun beritanya lengkap.

b.dilihat secara makro britanya lengkap, secara mikro beritanya tidak lengkap.

c.dilihat secara mikro beritanya lengkap, secara makro beritanya lengkap.

d.dilihat secara makro tidak lengkap, secara mikro pun beritanya tidak lengkap.

Yang paling baik adalah , baik secara makro maupun secara mikro berita tersebut lengkap.

B.Unsur-unsur kelengkapan berita

Dalam literatur barat ditemukan rumusan 5 W + 1 H. Dengan rumusan ini seorang wartawan akan mudah menyusun berita yang lengkap. Rumusan tersebut:

W = What = Apa

W = Who = Siapa

W = Where = Di mana

W = When = Apabila/Kapan

W = Why = Mengapa

H = How =Bagaimana

Untuk memudahkan mengingatnya dan menerapkannya, kita gunakan rumusan ASDAMBA.

A = Apa

S = Siapa

D = Di mana

A = Apabila/ Kapan

M = Mengapa

Ba = Bagaimana

1.unsur apa

Apa? Suatu prtanyaan yan menghenaki jawaban mengenai suatu hal atau peristiwa yang sudah/ sedang/ akan terjadi dan sebagainya, tetapi bukan manusia. Pertanyaan ‘Apa’ bisa berupa:

a.Apa itu? Mengharapkan jawaban mengenai suatu benda atau binatang.

b.Ada apa? Mengharapkan jawaban mngenai sesuatu hal.

c.Apa yang terjadi? Mengharapkan jawaban mengenai peristiwa.

d.Apa lagi? Mengharapkan jawaban mengenai kelengkapan fakta.

e.Apa kabar? Mengharapkan jawaban mengenai keterangan.

f.Apa benar? Mengharapkan jawanban mengenai kepastian fakta.

2.unsur siapa

siapa? Satu pertanyaan yang menginginkan jawaban mengenai seseorang atau sesama manusia. Pertanyaan ‘siapa ‘ bisa berbentuk:

a.Siapa itu? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang dimaksud.

b.Siapa yang mengatakan? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang mengemukakan pendapat.

c.Siapa yang melakukan? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang melakukan sesuatu peristiwa/hal.

d.Siapa yang kawin/cerai/sakit/meninal? Menharapkan jawaban mengenai nama orang yang mengalami peristiwa tersebut.

e.Siapa yang jadi korban? Mengharapkan jawaban menenai nama orang yang terkena musibah akibat suat peristiwa.

f.Anak siapa? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang tua dari seseorang.

g.Mobil siapa? Mengharapkan jawaban mengenai nama pemilik mobil.

Unsur apa dan siapa merupakan unsur utama dari enam unsur kelengkapan berita. Salah satu dari dua unsur ini harus ada, supaya berita yang disusun mempunyai makna. Empat unsur lainnya hanya mengandung penjelasan mengenai apa dan siapa yang diberitakan.

3.unsur di mana

Di mana? Suatu pertanyaan yang menharapkan jawaban menenai tempat. Semua makhluk Tuhan berada di dalam ruan yan maha luas, yakni alam semesta, seperti di atas permukaan bumi, di dalam perut bumi, dan di angkasa.

Berhubung begitu luasnya alam semesta ini karena banyaknya unsur apa dan siapa, serta dapat berubah tempat, maka diperlukan keterangan yang jelas dalam menjawab pertanyaan ‘apa’ dan ‘siapa’. Misalnya:

PERTANYAAN

JAWAB(UNSUR KELENGKAPAN)

Apa?

Ada kebakaran.

Di mana?

Di Jakarta Selatan.

Di jalan apa?

Di Jalan Raya Lenteng Agung.

Nomor berapa?

No.80

Rumah siapa?

Sumarno.

Siapa Sumarno?

Ayah Tina.

Tina yang mana?

Pacar Ketua Senat KM-IISIP.

Jawaban terhadap pertanyaan di atas dapat disusun menjadi berita sebagai berikut:

Jakarta, 24 Oktober 1993

Rumah Sumarno di Jalan Raya Lenteng Agung 80, Jakarta Selatan terbakar. Sumarno adalah ayah Tina, pacar ketua Senat KM-IISIP.

Berita tersebut mengandung jawaban terhadap unsur kelengkapan berita. Yaitu unsur apa, siapa, dan di mana.

4.unsur apabila/kapan

Apabila atau kapan? nSatu pertanyaan yan menghjenddaki jawaban mengenai waktu. Contoh pertanyaan:

  1. Apabila/kapan bumi kita diciptakan?
  2. Apabila/kapan Belanda menjajah Indonesia?
  3. Apabila/kapan Bung Karno meningal?
  4. Apabila/kapan Gunung Krakatau meletus?
  5. Apabila/kapan bencana kelaparan di Karawan?
  6. Apabila/kapan Pasar Tanah Abang terbakar?
  7. Apabila/kapan Kusni Kasdut dihukum mati?
  8. Apabila/kapan pohon besar di depan Kampus tercinta IISIP jakarta tumbang?
  9. Apabila/kapan gempa bumi di Flores?

Untuk menentukan titik waktu atau jangka waktu tertentu, manusia setuju menetapkan ukuran yang sama, yaitu abad, windu, tahun, bulan, minggu, hari , jam, menit, dan detik.

Dari pembahasan ini mengandung inti

  1. Tiap peristiwa terjadi pada waktu tertentu;
  2. Suatu peristiwa tidak mungkin terjadi dalam dua waktu yang berbeda;
  3. Manusia ingin mengetahui waktu yang pasti terjadinya sesuatu peristiwa;
  4. Mengenai peristiwa yang penting, manusia ingin mengetahui titik waktu yang pasti sampai jam detiknya;
  5. Mengenai peristiwa yang terjadi dalam jangka waktu tertentu manusia ingin mengetahui awal dan akhir.

5.unsur mengapa

Mengapa atau kenapa? Suatu pertanyaan yang menghendaki jawaban sebab terjadinya suatu hal / peristiwa.

Contoh:

a.Pohon besar di depan istana Merdeka tumbang. Mengapa? Apa sebabnya?

b.Kaki Utari patah. Mengapa? Apa sebabnya?

c.Utari menangis menjerit-jerit. Mengapa? Apa sebabnya?

Pertanyaan mengapa menghendaki jawaban yang mengandung penjelasan mengenai terjadinya sesuatu. Jawaban terhadap pertanyaan di atas:

  1. Angin puting beliung menumbangkan pohon di depan Istana Merdeka.
  2. Salah satu dahannya menimpa kaki Utari. Tulang kaki Utari patah.
  3. Tulang kaki Utari yang patah menyobek urat daging dan memotong urat-urat darah dan urat-urat syaraf Utari. Utari merasa sangat nyeri dan sakit. Ia menangis menjerit-jerit.

6.unsur bagaimana

Bagaimana? Pertanyaan yang menghendaki jawaban mengenai:

  1. Proses terjadinya sebab yang mengakibatkan sesuatu peristiwa.
  2. Proses berlangsungnya peristiwa tersebut.
  3. Akibat dari peristiwa tersebut.

Setiap peristiwa dapat dibagi dalam tiga tahap menurut hukum sebab akibat.

Tahap I: Sebelum Terjadi Peristiwa

Dalam tahap ini terjadi suatu proses yang menghasilkan (mengakibatkan) sebab terjadinya peristiwa

Tahap II: Selama peristiwa Berlangsung

Dalam tahap ini terjadi proses berlangsung nya suatu peristiwa ( selama rumah tersebut terbakar.

Tahap III: Sesudah Peristiwa Terjadi

Dalam tahap ini timbul persoalan mengenai akibat suatu peristiwa (api telah padam).

C.Unsur ASDAMBA tidak selamanya terpenuhi

Jumlah unsur kelengkapan berita itu tidak mutlak enam, boleh juga empat, yakni jawaban terhadap unsur apa, siapa, di mana, kapan. Alasannya jawaban terhadap keempat unsur tersebutlah yang paling ingin diketahui pembaca.

. Hal ini disebabkan oleh pertimbangan sebagai berikut:

1.Pembaca diperkirakan sudah mengetahuinya.

2. Tempat memuat halaman berita di surat kabar terbatas.

Dalam usaha memendekkan naskah berita, yang sering dihilangkan adalah:

- Perincian dari jawaban terhadap masing- masing unsur ASDAMBA.

- Jawaban terhadap unsur bagaimana.

- Kalau terpaksa sekali, jawaban terhadap unsur mengapa.

Yang tidak boleh tidak atau yang harus ada dalam suatu berita adalah terhadap unsur : Apa/ Siapa, Di mana, dan Apabila/Kapan. Dengan demikian dapatlah dikatakan,” Empat Lengkap, Enam Sempurna.

D.Guna berita lengkap.

Kalau keterangan yang diperolehnya tidak lengkap, dapat terjadi hal- hal berikut:

  1. Ia menganggap keterangan itu sudah lengkap.

Artinya ia mengira keterangan tersebut telah mengandung seluruh kebenaran, sedangkan sebenarnya tidaklah demikian. Akibatnya ia mempunyai pengetahuan yang salah mengenai sesuatu. Kalau ia menggunakan pengetahuan yang salah itu dalam usaha mencapai kebahagiaan, bukan kebahagiaan yang ia peroleh, tetapi sebaliknya.

  1. Ia menyadari bahwa keterangan itu tidak lengkap.

Karena itu, ia belum menggunakannya dalam usaha mencapai kebahagiaan. Ia mencari keterangan lain untuk melengkapinya. Ini berarti ia akan kehilangan waktu, tenaga, dan mungkin uang.

3. Kalau keterangan yang tidak lengkap itu ia peroleh dari suratkabar, mungkin saja ia marah kepada redaksi karena surat kabar tersebut dinilai tidak melayani pembacanya dengan berita yang keterangan yang lengkap dan yang mengandung seluruh kebenaran. Atau ia berlangganan surat kabar lain.